BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Nasogastric Tubes (NGT)
sering digunakan untuk menghisap isi lambung, juga digunakan untuk memasukan
obat-obatan dan makananan. NGT ini digunakan hanya dalam waktu yang singkat.
(Metheny & Titler, 2001).
Untuk memenuhi
kebutuhan pasien, pengetahuan dan kemampuan perawat dalam memasukan dan
melakukan perawatan NGT adalah sangat dibutuhkan.
Bagi
anak-anak,kebutuhan akan NGT disebabkan oleh beberapa kondisi seperti anomali
anatomi jalan makanan; oesophagus atau alat eliminasi, kelemahan reflek
menelan, distress pernafasan atau tidak sadarkan diri. Keselamatan adalah
selalu menjadi perhatian,dimana kerjasama perawat pasien dan keluarga sangat
dibutuhkan dan pada sebagian anak terkadang agak sedikit dipaksakan.
Sebagai perawat
profesional,harus berhati-hati dalam melaksanakan tindakan serta memperhatikan
keunikan variasi di dalam melaksanakan tindakan secara aman dan nyaman. (WALLEY
& WONG, 2000).
B.
RUMUSAN MASALAH
Ø Apa yang dimaksud dengan NGT ?
Ø Apa tujuan
dan manfaat dari pemasangan NGT ?
Ø Bagaimana tindakan pemasangan dari NGT ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
Nasogastric Tubes (NGT)
sering digunakan untuk menghisap isi lambung, juga digunakan untuk memasukan
obat-obatan dan makananan. NGT ini digunakan hanya dalam waktu yang singkat.
(Metheny & Titler, 2001).
Tindakan pemasangan
Selang Nasogastrik adalah proses medis yaitu memasukkan sebuah selang plastik (
selang nasogastrik, NG tube) melalui hidung, melewatI tenggorokan dan terus
sampai ke dalam lambung.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Nasogastric_intubation)
(http://en.wikipedia.org/wiki/Nasogastric_intubation)
Nasogastrik: Menunjuk
kepada jalan dari hidung sampai ke lambung.
Selang Nasogastrik adalah suatu selang yang dimasukkan melalui hidung ( melewati nasopharynx dan esophagus ) menuju ke lambung.
Singkatan untuk Nasogastrik adalah NG. Selangnya disebut selang Nasogastrik.
Selang Nasogastrik adalah suatu selang yang dimasukkan melalui hidung ( melewati nasopharynx dan esophagus ) menuju ke lambung.
Singkatan untuk Nasogastrik adalah NG. Selangnya disebut selang Nasogastrik.
"Nasogastric"
terdiri dari dua kata, dari bahasa Latin dan dari bahasa Yunani, Naso adalah
suatu kata yang berhubungan dengan hidung dan berasal dari Latin “nasus” untuk
hidung atau moncong hidung.
Gastik berasal dari bahasa Yunani “gaster” yang artinya the paunch ( perut gendut) atau yang berhubungan dengan perut. Istilah “nasogastric” bukanlah istilah kuno melainkan sudah disebut pada tahun 1942.
(http://www.medterms.com/script/main/art.asp?articlekey=9348)
1. DEFINISI NGT
Gastik berasal dari bahasa Yunani “gaster” yang artinya the paunch ( perut gendut) atau yang berhubungan dengan perut. Istilah “nasogastric” bukanlah istilah kuno melainkan sudah disebut pada tahun 1942.
(http://www.medterms.com/script/main/art.asp?articlekey=9348)
1. DEFINISI NGT
Selang Nasogastrik atau NG tube adalah suatu selang yang
dimasukkan melalui hidung sampai ke lambung. Sering digunakan untuk memberikan
nutrisi dan obat-obatan kepada seseorang yang tidak mampu untuk mengkonsumsi
makanan, cairan, dan obat-obatan secara oral. Juga dapat digunakan untuk
mengeluarkan isi dari lambung dengan cara disedot.
(http://dying.about.com/od/glossary/g/NG_tube.htm )
(http://dying.about.com/od/glossary/g/NG_tube.htm )
2. TUJUAN DAN MANFAAT TINDAKAN
Naso
Gastric Tube digunakan untuk:
1.
Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap apa yang ada
dalam lambung (cairan,udara,darah,racun).
2.
Untuk memasukan cairan( memenuhi kebutuhan cairan atau
nutrisi).
3.
Untuk membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa
subtansi isi lambung.
4.
Persiapan sebelum operasi dengan general anaesthesia.
5.
Menghisap dan mengalirkan untuk pasien yang sedang
melaksanakan operasi pneumonectomy untuk mencegah muntah dan kemungkinan
aspirasi isi lambung sewaktu recovery (pemulihan dari general anaesthesia).
Nutrisi
Enteral
Nutrisi Enteral merupakan pemberian nutrient melalui saluran
cerna dengan menggunakan sonde (tube feeding).
Nutrisi enteral direkomendasikan bagi pasien-pasien yang
tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya secara volunter melalui asupan oral.
Pemberian nutrisi enteral dini (yang dimulai dalam 12 jam
sampai 48 jam setelah pasien masuk ke dalam perawatan intensif [ICU]) lebih
baik dibandingkan pemberian nutrisi parenteral.
Manfaat dari pemberian nutrisi enteral antara lain:
• Mempertahankan fungsi pertahanan dari usus.
• Mempertahankan integritas mukosa saluran cerna.
• Mempertahankan fungsi-fungsi imunologik mukosa saluran cerna.
• Mengurangi proses katabolic.
• Menurunkan resiko komplikasi infeksi secara bermakna.
• Mempercepat penyembuhan luka.
• Lebih murah dibandingkan nutrisi parenteral.
• Lama perawatan di rumah sakit menjadi lebih pendek dibandingkan dengan
• Mempertahankan fungsi pertahanan dari usus.
• Mempertahankan integritas mukosa saluran cerna.
• Mempertahankan fungsi-fungsi imunologik mukosa saluran cerna.
• Mengurangi proses katabolic.
• Menurunkan resiko komplikasi infeksi secara bermakna.
• Mempercepat penyembuhan luka.
• Lebih murah dibandingkan nutrisi parenteral.
• Lama perawatan di rumah sakit menjadi lebih pendek dibandingkan dengan
Nutrisi Parenteral.
• Pasien-pasien yang dapat diberikan nutrisi enteral adalah mereka yang tidak bisa
• Pasien-pasien yang dapat diberikan nutrisi enteral adalah mereka yang tidak bisa
makan, tidak dapat makan,
dan tidak cukup makan. (ASPEN, 1998)
“Bila usus bekerja, gunakanlah.” Kalimat yang sudah sering
diucapkan berulang-ulang kali itu, merupakan panduan untuk pemberian dukungan
nutrisi.
Biasanya, adanya bunyi usus dan flatus merupakan indikator
bahwa saluran cerna berfungsi, khususnya pada pasien-pasien paska pembedahan.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa motilitas saluran cerna yang menurun pada periode paska operasi ini, hanya mempengaruhi lambung dan usus besar (kolon), dan tidak mempengaruhi fungsi usus halus.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa motilitas saluran cerna yang menurun pada periode paska operasi ini, hanya mempengaruhi lambung dan usus besar (kolon), dan tidak mempengaruhi fungsi usus halus.
Berkurangnya ataupun hilangnya bunyi usus tidak perlu sampai
menghambat pemberian nutrisi enteral (Lewis et al 2001).Sebaliknya, adanya
bunyi usus juga tidak menjamin bahwa pemberian nutrisi enteral bisa sukses,
misalnya pada pasien-pasien dengan Intractable diarrhea.
3. DOKUMENTASI
Catat hal-hal berikut pada lembar dokumentasi:
1. Tanggal dan waktu insersi selang.
2. Wakt dan jumlah drainase.
3. Ukuran dan tipe selang.
4. Toleransi klien terhadap prosedur.
4.
KOMPLIKASI YANG DISEBABKAN OLEH NGT
a. Komplikasi mekanis
· Sondenya tersumbat.
· Dislokasi dari sonde, misalnya karena
ketidaksempurnaan melekatkatnya sonde dengan plester di sayap hidung.
b. Komplikasi pulmonal: misalnya
aspirasi.
Dikarenakan pemberian NGT feeding yang terlalu cepat
c. Komplikasi yang disebabkan oleh tidak sempurnanya kedudukan sonde
Dikarenakan pemberian NGT feeding yang terlalu cepat
c. Komplikasi yang disebabkan oleh tidak sempurnanya kedudukan sonde
·
Yang mempunyai jerat.
·
Yang menyerpai simpul.
·
Apabila sonde terus meluncur ke duodenum atau jejunum.
Hal ini dapat langsung menyebabkan diare.
Hal ini dapat langsung menyebabkan diare.
d. Komplikasi yang disebabkan oleh
zat nutrisi
B. PENKAJIAN
Pengkajian
pada pasien yang akan dilakukan pemasangan NGT meliputi:
1.
Biodata klien: Nama, jenis kelamin, usia, pekerjaan,tingkat
pendidikan, Diagnosa medis,Tanggal admission.
2.
Riwayat kesehatan: Riwayat Masa lalu klien, Riwayat
kesehatan keluarga dan Riwayat kesehatan klien saat ini.
3.
Kondisi kesehatan saat ini.
Pemeriksaan
fisik:
·
Kesadaran umum: Allert/letargic, (regular/irregular),Pulse
rate,Blood pressure.
·
Tanda-tanda Vital:
Respiration(regular/irregular),Respiration rate,Pulse rate,Blood pressure.
·
Head to too; Apakah
terdapat trauma di bagian kepala; nasophageal trauma,skull fracture,maxilo
fracture,cervical fracture,disphagia,atresia oesophagus,naso-oro-pharyngeal
burn.apakah terdapat paresthesia, hemipharesis,Apakah terdapat alat bantu pernafasan;pemasangan
mask oksigen,nasal canula,endotracheal tube,guedel/mayo,ventilator,distensi
abnominal, muntah(cairan,darah;warna,konsistensi).
Data
Penunjang:
·
Oxygen saturation
·
Chest X-Ray
NGT on Chest-X Ray dan Upper Abdominal X Ray sesudah insertion untuk memastikan posisi NGT di lambung.
NGT on Chest-X Ray dan Upper Abdominal X Ray sesudah insertion untuk memastikan posisi NGT di lambung.
·
Laboratorium: sample darah lengkap,urine,stool.
PENGKAJIAN SECARA UMUM
Pengkajian harus berfokus pada:
·
Instruksi dokter tentang tipe slang dan penggunaan slang.
·
Ukuran slang yang digunakan sebelumnya, jika ada.
·
Riwayat masalah sinus atau nasal.
·
Distensi abdomen, nyeri atau mual.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan pemasangan NGT adalah sebagai berikut :
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan pemasangan NGT adalah sebagai berikut :
·
Gangguan pemenuhan
nutrisi : kurang dari kebutuhan.
·
Gangguan Rasa Nyaman : mual muntah.
·
Kurang pengetahuan.
C. PERENCANAAN SECARA UMUM
Perencanaan untuk pemasangan NGT sesuai dengan tujuan dan manfaat tindakan dan indikasi kontraindikasi. Perencanaan keperawatan yang bertujuan untuk menghindari beberapa komplikasi :
1. Komplikasi mekanis
Perencanaan untuk pemasangan NGT sesuai dengan tujuan dan manfaat tindakan dan indikasi kontraindikasi. Perencanaan keperawatan yang bertujuan untuk menghindari beberapa komplikasi :
1. Komplikasi mekanis
a)
Agar sonde tidak tersumbat perawat atau pasien harus teratur
membersihkan sonde dengan menyemprotkan air atau teh sedikitnya tiap 24 jam, bila
aliran nutrisi enteral sementara terhenti, sonde harus dibersihkan setiap 30
menit dengan menyemprotkan air atau teh.
b)
Agar sonde tidak mengalami dislokasi sonde harus dilekatkan
dengan sempurna di sayap hidung dengan plester yang baik tanpa menimbulkan rasa
sakit, posisi kepala pasien harus lebih tinggi dari alas tempat tidur (+ 30°).
2. Komplikasi pulmonal: aspirasi.
a)
Kecepatan aliran nutrisi enteral tidak boleh terlalu tinggi.
b)
Letak sonde mulai hidung sampai ke lambung harus sempurna.
Untuk mengontrol letak sonde tepat di lambung, kita menggunakan stetoskop guna auskultasi lambung sambil menyemprot udara melalui sonde.
Untuk mengontrol letak sonde tepat di lambung, kita menggunakan stetoskop guna auskultasi lambung sambil menyemprot udara melalui sonde.
3.
Komplikasi yang disebabkan oleh tidak
sempurnanya kedudukan sonde.
a)
Sebelum sonde dimasukkan, harus diukur dahulu secara
individual (pada setiap pasien) panjangnya sonde yang diperlukan, dari
permukaan lubang hidung sampai keujung distal sternum.
b)
Sonde harus diberi tanda setinggi permukaan lubang hidung.
c)
Sonde harus dilekatkan dengan sempurna di sayap hidung
dengan plester yang baik tanpa menimbulkan rasa sakit.
d)
Perawat dan pasien harus setiap kali mengontrol letaknya
tanda di sonde, apakah masih tetap tidak berubah (tergeser).
4. Komplikasi yang disebabkan oleh
yang zat nutrisi antara lain :
a)
Komplikasi yang terjadi di usus :
·
Diare
·
Perut
terasa penuh
·
Rasa mual, terutama pada masa permulaan pemberian nutrisi
enteral
b)
Komplikasi metabolik hiperglikemia
Perencanaan keperawatanya dari komplikasi yang terjadi di usus
Pemberian nutrisi enteral harus dilakukan secara bertahap.
Perencanaan keperawatanya dari komplikasi yang terjadi di usus
Pemberian nutrisi enteral harus dilakukan secara bertahap.
Tahap pembangunan; dengan
mempergunakan mesin pompa
Hari 1 : kecepatan aliran 20 ml/jam = 480 ml/hari
Hari 2 : kecepatan aliran 40 ml/jam = 960 ml/hari
Hari 3 : kecepatan aliran 60 ml/jam = 1440 ml/hari
Hari 4 : kecepatan aliran 80 ml/jam = 1920 ml/hari
Hari 5 : kecepatan aliran 100 ml/jam = 2400 ml/hari = 2400 kcal/hari
Kekurangan kebutuhan cairan dalam tubuh pada hari pertama sampai dengan hari keempat harus ditambahkan dalam bentuk air, teh atau dengan sistem infus (parenteral).
Selanjutnya ada dua kemungkinan:
Kemungkinan I
Nutrisi enteral konsep 24 jam:
Kecepatan aliran nutrisi enteral tetap 100 ml/jam = 2400 ml/hari =
Hari 1 : kecepatan aliran 20 ml/jam = 480 ml/hari
Hari 2 : kecepatan aliran 40 ml/jam = 960 ml/hari
Hari 3 : kecepatan aliran 60 ml/jam = 1440 ml/hari
Hari 4 : kecepatan aliran 80 ml/jam = 1920 ml/hari
Hari 5 : kecepatan aliran 100 ml/jam = 2400 ml/hari = 2400 kcal/hari
Kekurangan kebutuhan cairan dalam tubuh pada hari pertama sampai dengan hari keempat harus ditambahkan dalam bentuk air, teh atau dengan sistem infus (parenteral).
Selanjutnya ada dua kemungkinan:
Kemungkinan I
Nutrisi enteral konsep 24 jam:
Kecepatan aliran nutrisi enteral tetap 100 ml/jam = 2400 ml/hari =
2400 kcal/hari.
Kemungkinan II
Hari 6: kecepatan aliran 120 ml/jam (selama 20 jam/hari)
Hari 7: kecepatan aliran 140 ml/jam (selama 17 jam/hari)
Hari 8: kecepatan aliran 160 ml/jam (selama 15 jam/hari)
Hari 9: kecepatan aliran 180 ml/jam (selama 13 jam/hari)
Hari 10: kecepatan aliran 200 ml/jam (selama 12 jam/hari)
Nutrisi enteral konsep 12 jam
Kecepatan aliran nutrisi enteral tetap 200 ml/jam = 2400ml/hari =
Kemungkinan II
Hari 6: kecepatan aliran 120 ml/jam (selama 20 jam/hari)
Hari 7: kecepatan aliran 140 ml/jam (selama 17 jam/hari)
Hari 8: kecepatan aliran 160 ml/jam (selama 15 jam/hari)
Hari 9: kecepatan aliran 180 ml/jam (selama 13 jam/hari)
Hari 10: kecepatan aliran 200 ml/jam (selama 12 jam/hari)
Nutrisi enteral konsep 12 jam
Kecepatan aliran nutrisi enteral tetap 200 ml/jam = 2400ml/hari =
2400 kcal/hari
Maksud konsep 12 jam ini agar pasien hanya terikat oleh pemberian nutrisi enteral selama 12 jam sehari. Misalnya,hanya antara jam 19 sampai jam 7 pagi sambil tidur. Apabila timbul rasa mual atau diare, pada waktu tahap pembangunan dianjurkan supaya kecepatan aliran nutrisi enteral diturunkan 40 ml/jam.
Maksud konsep 12 jam ini agar pasien hanya terikat oleh pemberian nutrisi enteral selama 12 jam sehari. Misalnya,hanya antara jam 19 sampai jam 7 pagi sambil tidur. Apabila timbul rasa mual atau diare, pada waktu tahap pembangunan dianjurkan supaya kecepatan aliran nutrisi enteral diturunkan 40 ml/jam.
Contoh :
26 Cermin Dunia Kedokteran No. 42, 1987
Pada kecepatan 100 ml/jam, pasien merasa mual dan mendapat diare.
Dianjurkan:
- kecepatan diturunkan sampai 60 ml/jam
- ditunggu 24 sampai 48 jam sehingga rasa mual dan diare hilang
- setelah rasa mual dan diare hilang, kecepatan boleh dinaikkan lagi menjadi 80
26 Cermin Dunia Kedokteran No. 42, 1987
Pada kecepatan 100 ml/jam, pasien merasa mual dan mendapat diare.
Dianjurkan:
- kecepatan diturunkan sampai 60 ml/jam
- ditunggu 24 sampai 48 jam sehingga rasa mual dan diare hilang
- setelah rasa mual dan diare hilang, kecepatan boleh dinaikkan lagi menjadi 80
ml/jam
- tunggu lagi 48 jam
- bila tak ada keluhan, kecepatan boleh dinaikkan lagi menjadi 120 ml/jam, dan
- tunggu lagi 48 jam
- bila tak ada keluhan, kecepatan boleh dinaikkan lagi menjadi 120 ml/jam, dan
seterusnya.
Tiap kali timbul rasa mual atau diare, kecepatan aliran nutrisi langsung dikurangi 40 ml/jam dan perlahan-lahan setelah rasa mual dan diare hilang, kecepatan dinaikkan lagi.
Tiap kali timbul rasa mual atau diare, kecepatan aliran nutrisi langsung dikurangi 40 ml/jam dan perlahan-lahan setelah rasa mual dan diare hilang, kecepatan dinaikkan lagi.
Perencanaan keperawatan dari
komplikasi metabolik
- Periksa kadar gula dalam darah selama nutrisi enteral.
- Bila terjadi hiperglikemia, terutama pada pasien-pasien yang menderita diabetes
- Periksa kadar gula dalam darah selama nutrisi enteral.
- Bila terjadi hiperglikemia, terutama pada pasien-pasien yang menderita diabetes
melitus, harus dilakukan terapi dengan insulin.
D. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
1) Indikasi
D. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
1) Indikasi
· Pasien dengan distensi abdomen
karena gas,darah dan cairan.
· Keracunan makanan minuman.
· Pasien yang membutuhkan nutrisi
melalui NGT.
· Pasien yang memerlukan NGT untuk
diagnosa atau analisa isi lambung.
2) Kontraindikasi
Nasogastric tube tidak dianjurkan atau digunakan dengan berlebihan kepada beberapa pasien predisposisi yang bisa mengakibatkan bahaya sewaktu memasang NGT, seperti:
Nasogastric tube tidak dianjurkan atau digunakan dengan berlebihan kepada beberapa pasien predisposisi yang bisa mengakibatkan bahaya sewaktu memasang NGT, seperti:
· Klien dengan sustained head trauma,
maxillofacial injury, atau anterior fossa skull fracture. Memasukan NGT begitu
saja melalui hidung maka potensial akan melewati criboform plate, ini akan
menimbulkan penetrasi intracranial.
· Klien dengan riwayat esophageal
stricture, esophageal varices, alkali ingestion juga beresiko untuk esophageal
penetration.
· Klien dengan Koma juga potensial
vomiting dan aspirasi sewaktu memasukan NGT, pada tindakan ini diperlukan
tindakan proteksi seperti airway dipasang terlebih dahulu sebelum NGT.
· Pasien dengan gastric bypass surgery
yang mana pasien ini mempunyai kantong lambung yang kecil untuk membatasi
asupan makanan konstruksi bypass adalah dari kantong lambung yang kecil ke
duodenum dan bagian bagain usus kecil yang menyebabkan malabsorpsi(mengurangi
kemampuan untuk menyerap kalori dan nutrisi.
BAB III
PEMBAHASAN
A. IMPLEMENTASI PEMASANGAN NGT
Insersi
slang nasogastrik meliputi pemasangan slang plastik lunak melalui nasofaring
klien ke dalam lambung. Slang mempunyai lumen berongga yang memungkinkan baik
pembuangan sekret gastrik dan pemasukan cairan ke dalam lambung.
Pelaksana
harus seorang professional kesehatan yang berkompeten dalam prosedur dan
praktek dalam pekerjaannya. Pengetahuan dan ketrampilan dibutuhkan untuk
melakukan procedure dengan aman adalah :
1)
Anatomi dan fisiologi saluran gastro-intestinal bagian atas
dan system pernafasan.
2)
Kehati-hatian dalam procedure pemasangan dan kebijaksanaan
penatalaksanaan NGT. Pengetahuan mendalam pada pasien ( misalnya : perubahan
anatomi dan fisiologi yang dapat mambuat sulitnya pemasangan NGT tersebut.
Kegunaan
:
- Memungkinkan dukungan nutrisi
melalui saluran gastrointestinal
- Memungkinkan evakuasi isi
lambung
- Mencegah regurgitasi dan
aspirasi isi lambung
Perhatian
:
- Riwayat masalah sinus atau
nasal ( infeksi, sumbatan, polip dll )
- Kesadaran dan riwayat MCI
- Refleks Vagal
- Perdarahan karena prosedur yang
agresif
- Selang NGT masuk ke Trakea
- Diharapkan pasien telah
menerima penjelasan yang cukup tentang prosedur dan tujuan tindakan.
- Pasien yang telah mengetahui
dengan jelas segala sesuatu tentang tindakan yang akan dilakukan pasien
atau keluarga diharuskan menandatangani informed consent.
Persiapan Alat :
- Slang nasogastrik sesuai
ukuran (ukuran 14-18 fr)
- Pelumas/ jelly
- Spuit berujung kateter 50 ml
- Stetoskop
- Lampu senter/ pen light
- Klem
- Handuk kecil
- Tissue
- Spatel lidah
- Sarung tangan dispossible
- Plester
- Nierbekken
- Bak instrumen
PELAKSANAAN
- Cuci tangan dan atur peralatan.
- Jelaskan prosedur pada pasien.
- Bantu pasien untuk posisi
Fowler.
- Berdirilah disisi kanan tempat
tidur pasien bila anda bertangan dominan kanan(atau sisi kiri bila anda
bertangan dominan kiri).
- Periksa dan perbaiki kepatenan
nasal. Minta pasien untuk bernafas melalui satu lubang hidung saat lubang
yang lain tersumbat, ulangi pada lubang hidung yang lain, Bersihkan mukus
dan sekresi dari hidung dengan tissue lembab atau lidi kapas. Periksa
adakah infeksi dan lain-lain.
- Tempatkan handuk mandi diatas
dada pasien.
- Persiapkan tissue dalam
jangkauan.
- Gunakan sarung tangan.
- Tentukan panjang slang yang
akan dimasukkan dan ditandai dengan plester.
Ukur jarak dari lubang hidung ke daun telinga, dengan menempatkan ujung melingkar slang pada daun telinga; Lanjutkan pengukuran dari daun telinga ke tonjolan sternum; tandai lokasi di tonjolan sternum dengan plester kecil. - Minta pasien menengadahkan
kepala, masukkan selang ke dalam lubang hidung yang paling bersih.
- Pada saat anda memasukkan slang
lebih dalam ke hidung, minta pasien menahan kepala dan leher lurus dan
membuka mulut.
- Ketika slang terlihat dan
pasien bisa merasakan slang dalam faring, instruksikan pasien untuk
menekuk kepala ke depan dan menelan.
- Masukkan slang lebih dalam ke
esofagus dengan memberikan tekanan lembut tanpa memaksa saat pasien
menelan (jika pasien batuk atau slang menggulung di tenggorokan, tarik
slang ke faring dan ulangi langkah-langkahnya), diantara upaya tersebut
dorong pasien untuk bernafas dalam.
- Ketika tanda plester pada
selang mencapai jalan masuk ke lubang hidung, hentikan insersi selang dan
periksa penempatannya:minta pasien membuka mulut untuk melihat slang,
Aspirasi dengan spuit dan pantau drainase lambung, tarik udara ke dalam
spuit sebanyak 10-20 ml masukkan ke selang dan dorong udara sambil
mendengarkan lambung dengan stetoskop jika terdengar gemuruh, fiksasi
slang.
- Untuk mengamankan slang:
gunting bagian tengah plester sepanjang 2 inchi, sisakan 1 inci tetap
utuh, tempelkan 1 inchi plester pada lubang hidung, lilitkan salah satu
ujung, kemudian yang lain, satu sisi plester lilitan mengitari slang.
16.
Plesterkan slang secara melengkung ke satu sisi wajah
pasien. Pita karet dapat Digunakan untuk memfiksasi slang.
Catatan
:
Posisi
Fowler : Pasien duduk setengah tegak (45 – 60 derajat ) , lutut boleh ditekuk
atau lurus. Ada 3 jenis posisi fowler :
High Fowler : Kepala pasien diangkat
80 – 90 derajat
Semi Fowler : Kepala pasien diangkat
30 – 45 derajat
Low Fowler : Kepala pasien
diangkat < 30 derajat
BAB IV
EVALUASI
Setelah melakukan proses keperawatan baik dari hasil
pengkajian diagnosa perencananaan pemasangan NGT perlu dikaji hasil yang
diharapkan sudah tercapai atau belum. Pengkajian yang terus – menerus terhaap
kriteria hasil yang diharapkan sehingga tercapai tindakan keperawatan yang
berkualitas.
1.
Tidak terjadi komplikasi aspirasi, nasal irritation,
sinusitis, epistaxis, rhinorrhea, skin erosion or esophagotracheal fistula
sebagai dampak dari pemasangan NGT.
2.
Tingkat pengetahuan pasien dan keluarga akan bertambah, bisa
diajak berkerjasama dalam melaksanakan asuhan keperawatan secara utuh baik
pengkajian, menentukan masalah, perencanaan, pelaksanaan juga evaluasi.
3.
Kebutuhan pasien terpenuhi secara adekuat baik berupa
kebutuhan nutrisi maupun cairan.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Selang Nasogastrik atau NG tube
adalah suatu selang yang dimasukkan melalui hidung sampai ke lambung. Sering
digunakan untuk memberikan nutrisi dan obat-obatan kepada seseorang yang tidak
mampu untuk mengkonsumsi makanan, cairan, dan obat-obatan secara oral. Juga
dapat digunakan untuk mengeluarkan isi dari lambung dengan cara disedot.
(http://dying.about.com/od/glossary/g/NG_tube.htm )
(http://dying.about.com/od/glossary/g/NG_tube.htm )
2. Naso Gastric Tube digunakan untuk:
a) Mengeluarkan isi perut dengan cara
meghisap apa yang ada dalam lambung (cairan, udara, darah, racun).
b) Untuk memasukan cairan (memenuhi
kebutuhan cairan atau nutrisi).
c) Untuk membantu memudahkan diagnosa
klinik melalui analisa substansi isi lambung.
d) Persiapan sebelum operasi engan
general anaesthesia.
e) Menghisap dan mengalirkan untuk
pasien yang sedang melaksanakan operasi pneumonectomy untuk mencegah muntah dan
kemungkinan aspirasi isi lambung sewaktu recovery (pemulihan dari general
anaesthesia).
3.
Manfaat dari pemasangan NGT :
• Mempertahankan fungsi pertahanan dari usus.
• Mempertahankan integritas mukosa saluran cerna.
• Mempertahankan fungsi-fungsi imunologik mukosa saluran cerna.
• Mengurangi proses katabolic.
• Menurunkan resiko komplikasi infeksi secara bermakna.
• Mempercepat penyembuhan luka.
• Lebih murah dibandingkan nutrisi parenteral.
• Lama perawatan di rumah sakit menjadi lebih pendek dibandingkan
• Mempertahankan fungsi pertahanan dari usus.
• Mempertahankan integritas mukosa saluran cerna.
• Mempertahankan fungsi-fungsi imunologik mukosa saluran cerna.
• Mengurangi proses katabolic.
• Menurunkan resiko komplikasi infeksi secara bermakna.
• Mempercepat penyembuhan luka.
• Lebih murah dibandingkan nutrisi parenteral.
• Lama perawatan di rumah sakit menjadi lebih pendek dibandingkan
dengan Nutrisi Parenteral.
• Pasien-pasien yang dapat diberikan nutrisi enteral adalah mereka yang
• Pasien-pasien yang dapat diberikan nutrisi enteral adalah mereka yang
tidak bisa makan, tidak dapat makan, dan tidak cukup makan.
(ASPEN, 1998)
DAFTAR
PUSTAKA
ADA Pocket Guide to Enteral Nutrition. American Dietetic
Association, 2006.
http://bedahumum.com/bu/index.php?option=com_content&view=article&id=26
:pemasangan-nasogastric-tube-ngt&catid=3:artikel&Itemid=5.
Source :
http://athearobiansyah.blogspot.com/2008/06/pemasangan-slang-nasogastrik-ngt.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar